Sabtu, 14 September 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PEMELIHARAAN CEMPE KAMBING PERAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Kambing merupakan salah satu ternak yang pertama kali didomestikasi atau dijinakan oleh manusia, sampai saat ini kambing berdasarkan tujuan produksinya dibagi atas kambing potong atau daging, kambing perah serta kambing yang diternakan untuk diambil kulitnya (mohair).
Ternak perah merupakan jenis ternak yang mampu memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya serta dapat mempertahankan produksi susu tersebut dalam waktu yang relatif lama meskipun anaknya sudah disapih. Jenis ternak perah diantaranya kambing perah, sapi perah, kerbau perah.
Kambing perah merupakan salah satu ternak yang sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai usaha ternak, karena kambing dikenal mampu memanfaatkan pakan yang rendah nutrisinya dan relatif  mampu bertahan pada daerah yang kering selain itu susunya yang mempunyai kandungan nutrisi lebih baik  dan harganya pun relatif lebih mahal dibanding susu sapi, dari segi ekonominya Kambing perah juga tidak membutuhkan modal serta luasan kandang yang besar untuk memulai beternak.
Untuk mempoduksi susu tersebut, terlebih dahulu ternak kambing harus bunting  (selama lima bulan) dan melahirkan anak kambing atau yang biasa disebut cempe. Proses kelahiran ini sangat membutuhkan  perawatan dan penanganan serius agar cempe bisa selamat, setelah kelahiran tersebut cempe perlu mendapat pemeliharaan yang khusus sampai mencapai umur pascasapih.

1.2.Tujuan

Mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui manajemen pemeliharaan anak kambing (cempe) yang baik dan benar mulai dari penanganan saat kelahiran, perkandangan, pemberian pakan serta manajemen kesehatannya agar cempe bisa tumbuh secara optimal sesuai tujuan produksi yang diinginkan.

BAB II

PEMBAHASAN


2.1.            Manajemen Partus (Kelahiran)

Kambing akan melahirkan setelah usia lima bulan (150 hari) kebuntingan, ada beberapa hal yang harus disiapkan jika hari perkiraan lahir (HPL) sudah dekat, diantaranya, handuk/kain kering, betadine, kelapa muda.Berat badan rataan anak kambing atau cempe pada kambing perah Peranakan Etawa adalah 3,4 Kg. Cempe yang baru lahir segera diseka dengan handuk atau kain kering, terutama pada bagian muka/hidung. Hal ini menjadi prioritas utama, karena anak kambing yang baru saja keluar biasanya hidungnya terganggu/tertutup oleh lendir, yang apabila tdk segera di hilangkan lendirnya bisa menganggu atau mempersulit si cempe untuk bernafas. Lendir dari anak cempe dapat pengaruhi induk untuk merangsang hormon prolaktin yang berguna untuk melepas placenta yang masih menempel.
Selama proses penjilatan awal, kita  harus waspada untuk menjaga ari-ari induk yang bisa keluar setiap saat. Ari-ari yang keluar harus segera diambil dan segera dibuang atau ditanam dalam tanah, agar tidak termakan oleh induk. Karena kalau termakan oleh induk, bisa menyebabkan induk mati karena keracunan ari-ari.
Cempe yang sudah dalam posisi kering, bisa disiram dengan air kelapa muda, ini dimaksudkan agar induk semakin bersemangat untuk menjilati cempe yang baru lahir. Semakin sering cempe dijilat, maka kemungkinan cempe untuk belajar berdiri dan berjalan juga akan semakin cepat. Waktu normal yang dibutuhka untuk berdiri cempe biasanya tidak lebih dari 2 jam.
Kalau memungkinkan induk dan cempe dibawa ke luar dari kandang dan biarkan beberapa saat dibawah terik matahari. Selain bisa menghangatkan cempe, sinar matahari (terutama pagi hari) bisa membunuh kuman/bakteri yang melekat ditubuh cempe pasca proses kelahiran. Anak kambing yang baru lahir dapat langsung dipisahkan dengan induknya untuk mencegah agar induk tidak stress karena kehilangan anaknya yang dapat menyebabkan  produksi susu akan turun, dengan cara ini kolostrum diberika oleh peternaknya menggunakan dot bayi. Anak kambing juga dapat dibiarkan bersama induknya terlebihdahulu selama kurang lebih empat jam, jadi induknya dapat menjilati anaknya dari lendir serta anak dapat langsung minum susu kolostrum dari induknya.

2.2.            Manajemen Perkandangan Cempe

Kandang untuk kambing harus sesuai dengan ukuran/tipe seekor ternak, atap kandang dibuat dari bahan yang menyerap panas, terhindar dari sinar matahari langsung disertai sanitasi kandang yang baik (Tambing et al., 2001), ringan, berventilasi baik, berdrainase baik, mudah dibersihkan (Williamson dan Payne, 1993) dan selalu bersih agar ternak dapat terjaga kesehatannya (Atabany, 2001).
Rataan luasan kandang per ekor kambing menurut Devendra dan Mc Leroy (1982) untuk anakan ialah 0,3 m2.  Sedangkan menurut Atabany (2001), luasan kandang untuk anak kambing ialah 0,25 m2 per ekor.  Namun ukuran ini tergantung pada jenis dan ukuran kambing. Menurut Devendra dan Burns (1994) ada dua tipe kandang kambing yang umum dipakai di daerah tropis yaitu kandang pada tanah dan kandang panggung.
 Peternakan kambing di Indonesia umumnya menggunakan kandang tipe panggung. Anak kambing yang baru lahir dapat langsung dipisahkan dengan induknya untuk mencegah agar induk tidak stress karena kehilangan anaknya yang dapat menyebabkan  produksi susu akan turun. Pemisahan antar ternak perlu dilakukan untuk mencegah ancaman dan pelanggaran (Tomaszewska et al., 1991).

2.3.            Manajemen Pemberian Pakan Cempe

Anak kambing atau cempe umur 1 sampai 7 hari sejak kelahirannya diberi pakan susu kolostrum dari sang induk, namun bila terjadi hal yang tidak dapat diperkirakan seperti anaknya tidak bisa menyusu karena setelah melahirkan induknya mati, susu kolostrum dapat diganti dengan membuat susu jolong (1-2 hari). Susu jolong dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:Susu sapi/ kambing / susu bubuk  sebanyak 1.5 liter, satu sendok teh minyak ikan, telur ayam satu butir serta0,5sendok makan gula pasir, pemberiannya secara langsung (dicekok).
Anak kambing harus mengkonsumsi susu kolostrum karena susu kolostrum mengandung zat antibodi alami dari sang induk serta  berperan sebagai pencahar agar pencernaan anak kambing dapat terangsang dan berfungsi dengan baik atau normal. Setelah anak kambing berumur lebih dari seminggu, susu yang diberikan dapat berupa susu dari induknya (bukan Kolostrum) maupun diganti dengan susu sapi, ini berkaitan dengan alasan ekonomi (karena harga susu kambing relatif lebih mahal, maka sebagai peternak kita memilih untuk menjualnya). Pada umur satu bulan anak kambing atau cempe dapat mulai diberi hijauan serta konsentrat, berikut disajikan tabel pemberian susu serta pakan per harinya untuk anak kambing atau cempe :
Umur
(hari)
SusuKolostrum
(cc)
SusuInduk
(cc)
SusuSapi
(cc)
Rumput
(g)
Konsentrat
(g)
AmpasTahu
(g)
1-10
11-15
16-30
31-60
61-90
91120
300

300
400
500


400
500
1000
1000



Secukupnya
500
500



Secukupnya
50
100



Secukupnya
200
400
Tabel 1 Pemberian Susu dan Pakan Anak Kambing PE












                                                                                          
Umur
(hari)
SusuKolostrum
(cc)
SusuInduk
(cc)
SusuSapi
(cc)
Susu Skim
(g)
Rumput
(g)
Konsentrat
(g)
1-7
8-14
15-21
22-28
29-49
50-70
71-91
92-112
250

420
375



375
1000
1000
1000
1000
1000





500
1000
1500
2000




50
100
150
200
Tabel 2 Pemberian Susu dan Pakan Anak Kambing Saanen


2.4.            Manajemen Kesehatan Cempe

Angka kematian anak kambing merupakan salah satu sumber kerugian, kematian umumnya terutama disebabkan oleh penyakit yang muncul akibat manajemen yang buruk. Beberapa penyakit yang menyebabkan kematian pada anak kambing atau cempe pada umur 0-3 bulan adalah pneumonia, diare, dan koksidiosis.
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai bacteria maupun virus, bahkan parasit (parasit paru) serta akibat reaksi alergik. Penyakit ini sangat mudah terjadi pada anak kambing pra-sapih yang tidak mendapat cukup kolostrum saat dilahirkan atau dipelihara dalam kandang dengan kepadatan tinggi. Penyakit ini mudah timbul pada anak kambing pada umur sangat muda (<35 hari) ataupun pada umur 2-3 bulan. Istilah umum pneumonia digunakan untuk menjelaskan gangguan paru baik akibat infeksi bakteri maupun virus dan parasit juga akibat sebab lain yang mengakibatkan pembengkakan paru (inflamasi).
Pneumonia dapat bersifat akut (menyebabkan sakit dan kematian dalam beberapa jam) maupun kronik. Penyakit ini sering dipicu oleh cekaman, misalnya akibat ventilasi yang kurang baik sehingga humiditas (kelembaban) didalam kandang tinggi. Gejala terserang pneumonia adalah nafsu makan hilang, batuk berulang, demam, sulit bernafas, keluar cairan dari lubang hidung. Pada kasus yang berat ternak bernafas melalui mulut yang membuka. Jika sampai mengalami sakit di paru, ternak menunjukan tanda dengan selalu berdiam (tidak aktif bergerak).
Pengobatan dapat dilakukan dengan suntikan antibiotik atau preparat sulfa intravena atau intra muscular (otot) sesuai petunjuk produser obat. Pencegahan dilakukan dengan mengurangi kepadatan kandang, mengurangi kelembaban kandang, membuat kandang tetap kering dan bersih. Lakukan perbaikan ventilasi kandang, tingkatkan kebersihan dan kurangi kepadatan kandang, serta pastikan tersedia dan terjangkau pakan segar dan air minum yang bersih didalam kandang.
Koksidiosis disebabkan oleh parasit koksidia didalam saluran cerna (usus). Kondisi stress akibat kepadatan kandang yang terlalu tinggi, kelembaban tinggi dan kandang kotor memacu timbulnya koksidiosis. Koksidiosis juga mendiring timbulnya penyakit lain seperti pneumonia. Kombinasi koksidiosis dengan pneumonia sering berdampak fatal. yang menyebabkan diarea disertai bercak darah.
Gejala koksidiosis ditandai dengan turunnya nafsu makan, kotoran cair (mencret) dan berwarna kehitaman dengan disertai bercak darah, berlendir, bobot badan turun dan bulu serta kulit terlihat kasar dan kering. Anak kambing pra-sapih umur 3-4 minggu sangat peka terhadap gangguan koksidia. Jika koksidiosis terjadi mewabah disuatu kandang atau peternakan kambing perlakuan terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan sanitasi kandang dan isolasi ternak yang terserang koksi. Kambing yang selamat dari wabah koksi biasanya telah memiliki kekebalaqn.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika. Obat sulfa sangat efektif untuk mengendalikan koksi. Obat sulfa dapat diberikan selama 4 hari berturut-turut atau sesuai dengan petunjuk. Produser obat. Namun, pengobatan biasanya kurang efektif apabila tidak disertai dengan sanitasi yang baik, pengurangan kepadatan, dan memisahkan anka kambing dari kambing yang lebih dewasa.
Diarea atau mencret merupakan indikasi adanya gangguan pada saluran cerna akibat bebagai penyebab baik penyakit seperi koksidiosis maupun gangguan metabolism pakan atau kombinasi keduanya. Tanda diarea adalah feses atau kotoran yang encer dan berwarna hijau muda atau hijau tua, atau hijau kemerahan atau kuning kehijauan serta ternak terlihat lemah. Penanganan diarea adalah;
·         Isolasi ternak yang terserang mencret dan cek kondisi dan warna serta keenceran feses, frekuensi buang kotoran. Dengan mengetahui perubahan kondisi feses/kotoran, maka ternak lain didalam kandang yang mungkin mengalami hal yang sama dapat diidentifikasi.
·         Jika diarea sangat parah dan kondisi ternak memburuk langsung diberi antibiotic.
·         Sangat penting bagi ternak untuk mendapatkan cairan. Oleh karena itu, paksa ternak mengkonsumsi larutan garam dan gula yang dibuat dengan mencampur 1 sendok the (10 g) garam dan 1 sendok the (10 g) gula dalam 2,5 liter air dingin yang telah dimasak. Oralit dapat ditambahkan kedalam larutan, lalu berikan larutan tersebut sebanyak 1/6 dari bobot tubuhnya .





BAB III

KESIMPULAN


Kambing perah merupakan salah satu ternak yang sangat menjanjikan untuk dibudidayakan secara komersil terutama untuk daerah di Indonesia yang mempunyai iklim tropis serta merupakan negara berkembang. Ternak kambing yang sangat efisien dalam memanfaatkan pakan bermutu rendah, relatif tahan terhadap penyakit dan kekeringan serta harga susu yang lebih mahal dibanding susu sapi merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dalam pembudidayaan kambing perah.
Untuk menghasilkan produksi susu, induk kambing harus bunting dan melahirkan anak kambing atau cempe terlebih dahulu. Ternak perah merupakan tipe ternak yang mampu memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya serta dapat mempertahankan produksi susu tersebut dalam waktu yang relatif lama meskipun anaknya sudah disapih.
Anak kambing atau cempe tersebut merupakan aset yang bernilai ekonomis tinggi, bila jantan dapat dijadikan sebagai calon pemacek maupun dijual sebagai kambing potong, dan jika betina dapat dijadikan calon indukan. Untuk itu kita harus memperhatikan manajemen pemeliharaannya.
Mulai dari manajemen penanganan saat partus (kelahiran), manajemen perkandangan, pemberian pakan serta manajemen kesehatan. Hal tersebut harus dilakukan dengan sebaik mungkin, karena cempe merupakan usia dimana anak kambing sangat rentan terhadap berbagai penyakit, karena disebabkan sistem imun cempe belum bekerja secara baik/normal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar